Ratu
lebah mengeluarkan sejenis feromon, bernama asam
trans-9-keto-2-decenoic. (Feromon adalah zat kimia yang berperan sebagai
sinyal dalam anggota spesies yang sama.) Zat ratu ini disekresikan oleh
kelenjar mandibular ratu lebah. Lebah pekerja menjilati tubuh ratunya.
Mereka bergerak mengelilingi dan mengipas kimiawi ini sehingga ia
menyebar di dalam sarang. Feromon memiliki beberapa efek pada para
lebah:
(i) Ovarium lebah pekerja tidak berkembang
(ii)
Mereka membesarkan larva sedemikian hingga lebah muda tidak dapat
menjadi ratu, sehingga ratu tidak memiliki saingan sepanjang ia terus
mengeluarkan feromon. Semua lebah madu betina, termasuk ratu lebah,
mengembangkan larva yang identik secara genetik. Mereka yang memakan ‘royal jelly’ menjadi ratu yang subur, sementara sisanya menjadi pekerja steril.
(iii) Feromon memandu seekor pejantan menuju ke sang ratu saat sang ratu terbang
(iv) Feromon memicu perkawinan
Saat
sekresi feromon ratu lebah berhenti, proses di atas lenyap. Lebah
pekerja kembali menjadi subur dan ratu-ratu cilik dapat lahir.
Masing-masing
sarang memiliki bau yang berbeda dan sama bagi semua anggotanya. Hal
ini memungkinkan para lebah mengenali anggota sarang yang sama dan
mengusir lebah asing.
Iya, bagaimana bu guru?
Bagaimana Kelompok Besar Lebah Membuat Keputusan?
Proses-proses
evolusi
telah menjadikan koloni lebah menjadi satuan pembuat keputusan yang
efektif, bahkan saat tidak satupun memimpin. Ratu lebah bukan memimpin.
Mari kita lihat bagaimana, sebagai contoh, koloni lebah secara kolektif
memutuskan lokasi baru untuk membangun sarangnya.
Di
akhir musim panas atau di awal musim semi, saat sumber daya madu sangat
melimpah, koloni besar lebah (biasanya memuat sekitar 10 ribu lebah)
membelah menjadi dua. Seekor ratu anak dan separuh populasi tetap
tinggal di sarang lama, dan sisanya, termasuk ratu lebah, pergi sehingga
mereka dapat memulai sarang baru pada lokasi yang dipilih dengan
hati-hati. Bagaimana lokasi baru ini dipilih?
Secara
khusus, beberapa ratus lebah pekerja bertindak sebagai perintis untuk
mensurvey lokasi-lokasi yang mungkin. Sisanya berkerumun di cabang pohon
yang dekat, menyimpan energinya, hingga lokasi baru telah terpilih.
Lokasi yang terpilih untuk bersarang biasanya rongga dalam sebuah pohon
dengan volume lebih besar dari 20 liter dan lubang masuk kurang dari 30
cm persegi. Lubang ini harus berada beberapa meter di atas tanah,
menghadap ke selatan dan berada di dasar rongga.
Pasukan Perintis
Lebah
perintis kembali dan melapor pada gerombolan mengenai lokasi-lokasi
sarang yang mungkin dengan menarikan tarian bergoyang (waggle dance)
secara khusus. Biasanya ada sekitar selusin lokasi yang bersaing untuk
mendapat perhatian. Saat melaporkan, semakin bersemangatnya tarian
perintis, semakin baik lokasi tersebut.
Lebah
petugas kemudian memeriksa lokasi-lokasi pilihan sesuai dengan
intensitas tarian. Mereka memilih lokasi yang diajukan oleh satu
kelompok perintis dengan ikut serta dalam tarian para perintis ini. Hal
tersebut menjadikan lebih banyak lagi lebah yang ingin memeriksa lokasi
tersebut. Mereka kembali dan ikut menari pada kelompok yang sesuai
dengan pilihan mereka.
Dengan
penekanan bersama (umpan balik positif), lokasi favorit mendapat semakin
banyak dan semakin banyak pengunjung. Akhirnya, gerombolan terbang
menuju arah yang ditentukan oleh pemilihan umum. Sebagaimana yang
dikatakan Kevin Kelly (1994), “Ini seperti pemilu para idiot, untuk
idiot, dan oleh idiot, dan ia bekerja mengagumkan”.
Tarian
bergoyang dilakukan untuk mengarahkan rekan lebah secara rasional baik
pada arah dan jarak lokasi baru yang bersangkutan. Tarian ini membentuk
gambar 8, atau lebih mirip huruf kapital Yunani, Theta. Terbang lurus
(garis lurus di tengah simbol theta) merupakan bagian paling informatif
dari tarian ini, yang memberikan penekanan khusus pada getaran lateral
cepat tubuhnya (goyangan), yang terbesar di bagian ujung perut (abdomen)
dan paling sedikit di kepala.
Bila
seekor lebah penjelajah menari diluar sarang di atas permukaan datar,
terbang lurus menunjuk langsung ke arah lokasi target. Katakanlah lokasi
ini berada 20 derajat ke kanan matahari. Bila lebah menari di dalam
sarang di permukaan tegak, maka gravitasi menggantikan sementara
matahari untuk tujuan referensi, dan terbang lurus tarian bergoyang
berarah 20 derajat dari vertikal. Saat keluar sarang, lebah menggunakan
informasi ini untuk menghubungkannya dengan posisi matahari. Jarak
lokasi yang disarankan ditunjukkan oleh panjang jarak terbang lurus
dalam gambar theta.
Makanan juga gitu? Tidak ada cara lain ya?
Proses-proses
evolusi bekerja bukan hanya dalam perkembangan tarian goyangan sebagai
salah satu mekanisme komunikasi dalam koloni lebah (mekanisme lain lewat
feromon khusus yang disebutkan di atas), namun juga untuk beberapa
naluri keberlangsungan hidup lebah lainnya. Seeley et al (2006)
menemukan contoh yang baik untuk tampilan kecepatan versus akurasi dalam
keputusan akhir lokasi bersarang baru. Secara khusus, ada sekitar
selusin sarang baru yang perlu mendapat perhatian. Apakah semua kecuali
satu dihapus berdasarkan penekanan bersama dan konsensus? Tidak harus
demikian.
Penghapusan semua lokasi dan
menyisakan satu saja akan mempengaruhi laju proses pembuatan keputusan,
yang dapat merugikan bagi keseluruhan koloni (misalnya biaya energi).
Bukannya mengikuti konsensus (kesepakatan pada semua lebah perintis),
sarang melakukan quorum (jumlah lebah perintis yang cukup untuk
mengunjungi sembarang lokasi). Gerombolan terbang untuk menduduki sebuah
lokasi yang terlihat telah dikunjungi oleh sekitar 150 ekor lebah. Hal
ini dapat menjadi keputusan yang salah, namun jarang terjadi.
Komprominya tercapai antara ketelitian seleksi lokasi sarang dan
kecepatan keputusan final di ambil. Lewat proses
seleksi alam
dan evolusi, spesies ini telah memperhalus dirinya untuk kelangsungan
hidup terbaiknya. Perilaku yang muncul dan evolusi biologis berjalan
seiringan.
Berikut adalah tampilan-tampilan yang terjadi dalam sistem adaptif kompleks ini:
- Sistem terdiri dari sejumlah besar anggota atau agen yang tersebar, yaitu lebah madu, yang bekerja secara paralel.
- Dalam
bahasa teori jaringan, masing-masing lebah dapat dipandang sebagai
noktah dalam jaringan, dan garis yang mungkin (sisi) yang menyatukan dua
noktah menyajikan interaksi (komunikasi) diantara kedua lebah.
- Interaksi antara noktah atau agen terjadi lewat sinyal (tarian bergoyang, sekresi dan ingesti feromon, dsb).
- Sisi dalam jaringan mewakili pertukaran informasi.
- Noktah (lebah) memiliki sensor untuk menerima informasi (visual, kimia dan sentuhan).
- Pemprosesan
informasi terjadi dalam otak lebah, dibantu oleh naluri atau
kecenderungan lahiriah (aturan internal). Kebertahanan hidup dan
persebaran lebah adalah bukti kalau proses-proses evolusi telah membawa
pada perkembangan aturan internal yang pantas dan cukup.
- Koloni
lebah sendiri adalah sebuah organisme ADAPTIF (sebuah sistem adaptif
kompleks). Sebagai contoh, bila sebuah fraksi populasi lenyap, sisanya
akan segera menyesuaikan diri dan bekerja seperti biasanya.
- Tidak ada perintah pusat.
- Tiap
individu bersifat otonom, namun apa yang mereka lakukan dipengaruhi
dengan kuat oleh apa yang mereka lihat dilakukan oleh yang lain.
- Perilaku muncul lewat jumlah individu yang sangat besar dan komunikasi serta interaksi diantaranya. Dalam kasus sekarang, kecerdasan gerombolan muncul dimana tidak satupun anggota dapat melakukannya sendirian.
- Jaringan
lebah memiliki ‘kausalitas nonlinier’ dimana rekan mempengaruhi rekan.
Penyebab kecil saja dapat mengakibatkan respon yang sangat berlebihan.
Kondisi awal berbeda dapat membawa pada hasil akhir yang sangat berbeda.
- Alasan non linieritas ini dapat dicari dan ditemukan dalam sifat umpan balik positif atau dalam hukum pendapatan menanjak.
- Bagian
evolusioner (aturan internal) dari perilaku lebah dapat dijelaskan
dalam hal perilaku yang muncul. Gerombolan jaringan mampu beradaptasi
dan mempertahankan diri dari kesalahan sehingga hanya kesalahan kecil
yang sering terjadi sementara kesalahan besar jarang terjadi. Hal ini
bukan hanya membantu keberlangsungan hidup, namun juga membantu
KEBARUAN. Jumlah besar kombinasi dan permutasi yang mungkin dalam
agen-agen yang berinteraksi memiliki potensi kemungkinan baru. Dan bila
warisan diikut sertakan, perilaku dan eksperimentasi individual dapat
membawa pada KEBARUAN YANG LESTARI, tahta agung evolusi.
- Koloni
lebah dapat mengajarkan kita mengenai pembuatan keputusan oleh kelompok
individu, khususnya dalam kompromi antara keputusan yang baik dan
keputusan yang cepat. Keputusan singkat dapat diperlukan, bahkan bila
resikonya adalah kesalahan. Seeley et al (2006) telah menunjukkan
sejumlah ciri instruktif bagaimana lebah melakukannya:
Pertama,
lebah penjelajah terorganisir secara mandiri sehingga mendukung
keanekaragaman informasi. Tidak ada pemimpin untuk mengawasi
penyimpangan. Proses pembuatan keputusan tersebar pada seluruh anggota
kelompok secara desentralisasi. Informasi luas mengenai segala jenis
lokasi bersarang dibawa pulang ke sarang, tanpa adanya bias.
Kedua,
lebah adalah otonom dengan tanpa tekanan untuk meniru secara buta pada
lebah lain. Terdapat kompetisi yang adil dalam lokasi bersarang yang
mungkin. Dalam melihat tarian bergoyang, seekor lebah pergi ke lokasi
yang disarankan untuk memeriksa dengan mata kepalanya sendiri mengenai lokasi tersebut. Tindakan independen ini membantu mencegah kesalahan dalam seleksi lokasi.
Saya Ingin Lihat dengan Mata Kepala Saya Sendiri
Ketiga,
pendekatan quorum memungkinkan aggregasi keanekaragaman dan kemandirian
informasi, namun hanya sejauh memastikan kemungkinan kesalahan
keputusan yang kecil.
Ditulis Oleh : Unknown
Terimakasih atas kunjungan Kamu Karena telah Mau membaca artikel
Pikiran Lebah Madu. Tapi Kurang Lengkap Rasanya Jika Kunjunganmu di Blog ini Tanpa Meninggalkan Komentar, untuk Itu Silahkan Berikan Kritik dan saran Pada Kotak Komentar di bawah. Kamu boleh menyebarluaskan atau mengcopy artikel
Pikiran Lebah Madu ini jika memang bermanfaat bagi kamu, tapi jangan lupa untuk mencantumkan link sumbernya. Pengunjung yang baik akan memberikan komentarnya di sini :p. Terima Kasih :)
Beeswax, Lilin Alami Sejuta Manfaat!
BalasHapusKandungan beeswax (lilin lebah) sejak zaman dahulu telah dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, diantaranya untuk pemoles perabot, lantai kayu, tas & sepatu kulit.
Contoh produk yang menggunakan beeswax : www.biopolish.com