
simpanse (REUTERS)
Persis seperti manusia, simpanse dapat
tersenyum tanpa mengeluarkan suara tertawa, demikian hasil studi baru,
yang disiarkan pada Rabu.
Temuan baru itu, yang disiarkan di jurnal AS "PLOS ONE", menyatakan
komunikasi simpanse lebih mirip dengan tindakan manusia jika
dibandingkan dengan yang diketahui selama ini.
"Manusia memiliki keluwesan untuk memperlihatkan senyum mereka
dengan dan tanpa berbicara atau tertawa," kata penulis utama studi
tersebut Marina Davila-Ross dari University of Portsmouth, Inggris,
dalam satu pernyataan.
"Kemampuan untuk secara luwes menggunakan ekspresi wajah ini
memungkinkan kita berkomunikasi dengan cara yang lebih khusus dan luwes.
Tapi setakat ini, kita tidak mengetahui simpanse juga bisa secara luwes
menghasilkan ekspresi wajah yang bebas dari kata-kata mereka," kata
Davila-Ross, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di
Jakarta, Kamis siang.
Di dalam studi baru tersebut, Davila-Ross dan rekannya membuat film
46 simpanse di Chimfunshi Wildlife Orphanage di Zambia dan menggunakan
sistem kode aksi wajah yang disebut ChimpFACS untuk mengukur gerakan
wajah halus mereka.
Studi itu memperlihatkan simpanse memproduksi 14 jenis "wajah
tertawa" ketika suara tawa dihasilkan seperti saat tak ada suara yang
dikeluarkan.
Terlebih lagi, studi tersebut menunjukkan eskpresi wajah ditambah
"kata-kata", serta ekspresi wajah saja, digunakan secara berbeda dalam
permainan sosial, misalnya, ketika terjadi kontak fisik dengan teman
bermain dan ketika mencocokan wajah mulut-terbuka teman bermain.
Temuan itu membuat para peneliti menyatakan, "Wajah tertawa pada
manusia dipastikan secara bertahap telah muncul dari wajah tertawa
mulut-terbuka pada monyet leluhur."
Namun, masih ada perbedaan penting antara manusia dan "kera leluhur manusia", kata Davila-Ross.
"Simpanse hanya jarang memperlihatkan kerutan di pinggir mata ketika
tertawa, tapi ciri ini seringkali terlihat pada manusia yang tertawa.
Lalu, itu disebut tawa Duchenne, yang memiliki dampak sangat khusus pada
pendengar manusia," kata wanita ilmuwan tersebut.