OTTAWA - Mantan CEO BlackBerry, Jim Balsille, buka
suara mengenai proses kebangkitan dan kejatuhan BlackBerry saat dirinya
masih menjadi pucuk pimpinan tertinggi di perusahaan tersebut. Balsille
yang kehilangan posisinya pada 2012 menyatakan jika BlackBerry sangat
ketakutan .
Menurut Balsille, pada 2007 lalu, BlackBerry nyatanya tak mampu
bersaing dengan Apple yang baru merilis iPhone pertama mereka. Bahkan
masih menurut Balsille, untuk menahan laju Apple, BlackBerry akhirnya
ikut merilis smartphone layar sentuh mereka yang dikenal sebagai BlackBerry Storm.
"Dengan Storm kami mencoba untuk melakukan terlalu banyak. Itu adalah smartphone
layar sentuh pertama kami, dengan tampilan yang dapat diklik, itu
aplikasi baru, namun semua dilakukan dalam jangka waktu yang sangat
singkat dan itu justru menghancurkan kami,” ujar Balsille, seperti
dilansir laman The Verge, Jumat (12/6/2015).
Balsille mengungkap, jika Blackberry Storm gagal di pasaran, bahkan
Verizon, operator yang bekerja sama dengan BlackBerry menuntut USD500
juta sebagai kompensasi atas kegagalan produk tersebut.
"Itu adalah saat di mana saya tahu bahwa kami tidak bisa bersaing dalam bisnis perangkat yang memiliki hardware high-end, kami harus tetap berada di bisnis smartphone low end,” tambah Balsille.
Dari segi software, Balsille juga menganggap BlackBerry terlambat
untuk beradaptasi dengan penantang baru. Balsille mengungkap jika saat
masih menjabat sebagai CEO, dirinya ingin membuka layanan BlacBerry
Messenger (BBM) agar dapat digunakan di perangkat lain.
Namun sayangnya ide itu diabaikan, hingga pada akhirnya layanan BBM
resmi hadir di Android pada 2013. Keputusan tersebut dinilai terlambat
karena BBM saat itu sudah terlanjur kalah pamor dari WhatsApp.