Peringatan: Artikel ini akan mengandung spoiler dari seri drama
Death Note, bagi kamu yang tidak ingin terkena spoiler, harap
mengunjungi artikel kami yang lain saja.
Saya sangat bersyukur tidak menjatuhkan
judgement hammer ke dalam artikel
drama Death Note yang menuai banyak kontroversi
sebelum ini. Karena saya tidak ingin menjadi tipe orang yang lebih dulu
menolak sebelum mencoba menerima. Karena itu, saya pun mencoba
menontonnya terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan apakah drama ini
baik atau buruk.

Bagi yang belum tahu, Death Note pada awalnya adalah sebuah seri manga buatan
Tsugumi Ohba dan
Takeshi Obata yang diserialisasikan dalam majalah Shonen JUMP di antara tahun 2003 sampai 2006. Seri ini menjadi populer karena
wall of text
permainan psikologis antara karakternya dan menelurkan banyak adaptasi.
Mulai dari novel yang dikarang Nisio Isin, anime yang diproduksi studio
Madhouse, bahkan 3 adaptasi live-action sebelum drama tahun 2015 ini
dibuat.
Death Note bercerita mengenai seorang pemuda bernama Light Yagami
yang pintar dan ambisius, memiliki keinginan untuk membersihkan dunia
dari kejahatan. Suatu hari, dia menemukan sebuah buku bertuliskan Death
Note yang terjatuh di jalan, dijelaskan kalau buku itu dapat membunuh
siapapun yang namanya ditulis di dalamnya. Light juga kemudian bertemu
pemilik buku tersebut, Ryuuku, shinigami dari neraka yang kemudian
tertarik dengan ambisi Light untuk menjadi “
Dewa di dunia baru.”
Tahun ini, sebuah adaptasi drama yang dikepalai
Inomata Ryuuichi dan dibantu oleh
Nishimura Ryo mengangkat kembali serial lama tersebut namun dengan naskah baru yang ditulis oleh
Izumi Yoshihiro.
Death Note yang lama kembali dengan rasa baru, penuh kontroversial,
tapi apakah kontroversi tersebut bagus? Berikut ini adalah impresi
pertama saya setelah menonton episode pertama drama ini.
Penyimpangan karakter yang kentara
Saya tidak akan membahas semua karakter, karena tidak semua karakter
diubah dalam seri ini. Maksud saya, Matsuda tetap menjadi seorang
Matsuda yang polos, lucu, dan sedikit bodoh. Namun kedua karakter utama
dalam cerita ini mengalami perubahan yang sangat kentara. Bahkan mungkin
terlalu kentara sampai Death Note kembali menjadi sebuah hal yang
trending di
twitter.
Light Yagami
Bila kamu terbiasa melihat Light yang tenang, licik, namun tetap berwibawa, mungkin sudah saatnya kamu menekan tombol
reset di kepalamu. Light dalam drama ini sangat lembek, dia bahkan digambarkan sebagai korban
bullying,
on top of being an idol otaku. Bukanlah seorang Light yang sudah kita kenal 1 dekade belakangan ini.

Selain itu dia juga mengalami perubahan cerita latar. Light kini harus bekerja paruh waktu —
untuk menghidupi hobi idolnya, mungkin.
Dia juga sepertinya bukan seorang murid teladan yang jenius di sekolah.
Bapaknya, Souichiro Yagami selalu menyibukkan diri di kantor karena
kematian istrinya. Ya, ibu Light sudah meninggal.
Namun semua itu sengaja dilakukan untuk melakukan perubahan yang
sangat drastis terhadap diri Light sendiri. Dari yang tadinya sangat
penakut dan tidak memiliki ketenangan diri, berubah menjadi Light yang
serius dan menerima tantangan L di akhir filmnya. Lihat saja
perbandingan senyumnya antara awal film dengan akhir film.

His smile and optimism: gone
L (Ryuzaki, Hideki Ryuuga, L Lawliet)
Bila Light digambarkan sebagai pribadi yang lemah, kebalikannya L malah terlihat sangat angkuh dan narsis. Hilang sudah
image L yang dulu terlihat sedikit autis dan tidak takut diabetes, digantikan seorang L yang ikemen,
ngeboss banget,
dan mengurangi konsumsi gula supaya gula darahnya terkontrol. Dia juga
manja kepada Watari, sampai-sampai saat bajunya kotor sedikit, dia minta
digantikan bajunya.

Namun, saya yakin semua itu adalah salah satu strategi Inomata untuk
mengejutkan penggemar -dan dia sukses, sangat sukses. Hal tersebut telah
membuat Death Note kembali melejit baik di mata penggemar lama maupun
penggemar baru. Novelis
Brendan Behan pernah berkata, “
There is no such thing as bad publicity, except your own obituary,” dan saya sedang menyaksikan hal tersebut terjadi.
The awesome casts
Di balik akting Kubota Masataka yang lugu dan Yamazaki Kento yang
angkuh, saya harus tetap mengacungkan jempol kepada akting mereka.
Memang, mereka bukanlah
Kira dan L yang kamu kenal, namun mereka menyuguhkan performa yang solid dan meyakinkan. Para pemeran lain juga tidak kalah menarik,
Mayu yang tetap moe dan
Hotoke dari
Yuusha Yoshihiko yang banting setir menjadi polisi sebagai
Mogi dalam drama ini.

Siapa? Mello?
Setiap karakter yang muncul dalam film ini memiliki aura yang mirip
dengan seri aslinya. Walaupun mungkin saya tidak bisa menganggap
HotokeMogi
serius dalam drama ini. Misa juga terlihat sedikit berbeda, saya masih
lebih memilih Misa di tahun 2006 yang menurut saya memiliki postur tubuh
lebih cocok untuk peran tersebut. Namun yang paling berbeda dan jauh
dari seri aslinya mungkin Mello, yang sepertinya kebanyakan
makan coklat.
Adaptasi yang segar dan baru
Pada dasarnya, drama Death Note ini tidak mengubah banyak, mereka
hanya mengubah,
secara besar-besaran, karakter Light Yagami dan L.
Dan Mello.
Selain itu, mereka tidak banyak mengubah karakter lain dan Death Note
tetap berjalan sebagaimana semestinya Death Note akan berjalan. Namun
hanya karena perubahan tersebut,
rating tinggi berhasil mereka raih dengan cepat.
Karena naskah baru tersebut juga, Death Note tidak perlu takut menyesuaikan diri dengan
pacing manganya. Serta adanya eliminasi beberapa karakter mempermudah memotong cerita dan menghemat budget aktor. Death Note memiliki
pacing yang cukup baik, tidak terlalu cepat namun tidak terlalu lambat. Walaupun lebih baik lagi bila kamu sudah mengenali
source materialnya sebelum menonton adaptasi ini.
Beberapa karakter juga muncul lebih awal untuk alasan yang belum saya
ketahui, sebut saja Mikami Teru yang muncul lebih awal, Near yang
adalah seorang trap, dan juga Mello yang terserah dialah mau jadi apa.
Sejujurnya, cerita baru ini memang memberikan angin segar, saya jadi
tertarik ingin melihat bagaimana Light yang lebih ‘biasa’ ini dapat
mengimbangi L metroseksual jenius yang misterius. Apakah yang akan
dilakukan oleh Near dan Mello yang sepertinya jauh lebih akur dalam
adaptasinya ini. Atau makhluk apakah Mello sebenarnya.
Verdict: Surprisingly interesting
Mungkin kamu sudah bisa menebaknya dari ulasan saya di atas, secara
general saya memberikan respon yang positif kepada drama ini. Dengan mengikuti cerita dari
source material yang sudah solid, Inomata memberikan sedikit
twist dalam karakter yang membuatnya seperti adaptasi yang berbeda dan
fresh untuk ditonton kembali.
Beberapa alasan yang bisa saya pikirkan kenapa beberapa karakter harus diubah adalah:
- Dark hero dapat memberikan pengaruh buruk kepada penonton, terutama yang masih muda.
- Makanan manis merusak gigi, apalagi bisa diabetes.
- Perkembangan karakter yang terbukti cukup sukses.
Don’t watch this adaptation hoping for your old Death Note.
Death Note sudah ada sejak 1 dekade yang lalu, sudah pernah diadaptasi
menjadi film live action sebanyak 3 kali dan saya yakin setidaknya kamu
membaca manganya beberapa kali untuk memahaminya. Belum lagi sudah ada
adaptasi anime yang sejalan dengan manganya,
apa kamu tidak bosan melihat Death Note yang itu-itu saja?
It’s still a good watch nonetheless, hanya saja kamu perlu mematikan sisi ‘elitis’ diri kamu sedikit saja sebelum menontonnya.
Ditulis Oleh : Unknown

Terimakasih atas kunjungan Kamu Karena telah Mau membaca artikel
[First Impression] Death Note (2015). Tapi Kurang Lengkap Rasanya Jika Kunjunganmu di Blog ini Tanpa Meninggalkan Komentar, untuk Itu Silahkan Berikan Kritik dan saran Pada Kotak Komentar di bawah. Kamu boleh menyebarluaskan atau mengcopy artikel
[First Impression] Death Note (2015) ini jika memang bermanfaat bagi kamu, tapi jangan lupa untuk mencantumkan link sumbernya. Pengunjung yang baik akan memberikan komentarnya di sini :p. Terima Kasih :)