- Back to Home »
- News »
- Obama: 'Kutukan' Rasisme Harus Diperangi Bersama
San Francisco - Penembakan di Charleston,
menjadi perhatian serius Presiden Amerika Serikat Barack Obama. Ini
mengingatkan bahwa rasisme masih menjadi masalah suram di AS, sehingga
harus memerangi hal itu bersama-sama.
"Kami telah membuat
kemajuan besar, tapi kita harus waspada karena masih belum terpecahkan.
Dan saat itu meracuni pikiran orang-orang muda, mengkhianati cita-cita
dan air mata demokrasi kita terpecah," ucap Obama seperti dilansir BBC, Sabtu (20/6/2015).
Kendati
demikian, Obama memuji keluarga korban karena mau memaafkan pelaku. Hal
itu, imbuh dia, merupakan ekspresi keimanan dan mencerminkan kebaikan
rakyat Amerika.
Obama sekaligus menyerukan perdebatan baru
terkait kontrol senjata. Menurut dia tak cukup hanya sekadar
mengekspresikan simpati, tapi harus harus mengambil tindakan.
Presiden
ke-44 AS itu bahkan mengatakan penembakan di gereja masyarakat kulit
hitam Carolina Selatan adalah contoh 'kutukan' rasisme yang belum hilang
sepenuhnya dari negaranya.
"Dalih pelaku penembakan mengingatkan
kita akan masih ada 'kutukan' rasisme, yang harus diperangi bersama,"
ucap Obama saat Konferensi Walikota se-Amerika Serikat di San Francisco
pada Jumat 19 Juni malam waktu setempat, seperti dikutip Reuters.
Keluarga Korban Memaafkan
Sementara
itu keluarga sejumlah korban jemaat gereja yang tewas ditembak di
Charleston, South Carolina, menyatakan memaafkan tersangka pelaku, saat
berhadapan langsung di pengadilan.
Tersangka pembunuh, Dylann
Roof (21 tahun) dihadapkan ke pengadilan dengan sembilan dakwaan
pembunuhan. Namun ia tak menunjukkan emosi saat para keluarga korban
berkata langsung kepadanya.
"Saya memaafkan kamu," ujar putri seorang korban, sembari menahan tangis, seperti dikutip dari BBC, Minggu (21/6/2015).
Polisi memperlakukan pembunuhan di gereja Afro-Amerika pada Rabu 17 Juni 2015 itu sebagai kejahatan berlatar kebencian ras.
Kementerian
Kehakiman AS juga mengembangkan penyelidikan, apakah kasus ini
merupakan tindakan terorisme dalam negeri. Dalam pernyataannya, mereka
sedang mengkaji berbagai kemungkinan terkait penembakan yang dianggap
'dirancang untuk membangkitkan ketakutan dan teror di kalangan
masyarakat' itu.