Ilustrasi skinny jeans (Blue Inc)
Para ilmuwan mengeluarkan peringatan bahaya di balik jin ketat, yang selama ini dianggap bisa menunjang penampilan bagi pemakainya. Skinny jeans bisa berefek buruk bagi kesehatan. Bahkan bisa memicu kerusakan serius pada otot dan saraf.
Seorang perempuan 35 tahun asal Australia mendapat predikat 'fashion victim' gara-gara betisnya menggelembung dan bengkak gara-gara jin ketat. Ia mengalami kondisi yang disebut compartment syndrome atau dalam Bahasa Indonesia disebut sindroma kompartemen.
Dan,
itu bukan kali pertamanya seseorang menjadi korban tren gaya yang
mengandung bahaya. "Bahkan, sejak Zaman Batu," kata Summer Streves,
penulis Fashionably Fatal, seperti di kutip dariBBC, Kamis (25/6/2015).
"Ketika fashion mencapai titik ekstrem, saya menyebutnya sebagai kesombongan yang gila," tambah dia.
Berikut 5 tren gaya paling mematikan dalam sejarah:
1. Crinoline
Crinoline adalah penunjang gaya
yang populer pada Abad ke-19. Bentuknya semacam rangka dari logam yang
dipasang agar rok tampak megar, dan pemakainya terlihat anggun serta
menarik -- dengan pinggang ramping namun pinggul yang lebih lebar.
Namun, pemakaian crinoline bisa berakibat fatal. Sejumlah perempuan tewas akibat kebakaran pada roknya.
Crinoline (Wikipedia) Pada Juli 1861, penyair Henry Wadsworth Longfellow cepat-cepat
menolong istrinya yang terancam bahaya akibat kebakaran pada roknya.
"Saat
duduk di meja perpustakaan, membuat semacam segel untuk mainan kedua
putranya yang masih kecil, sebatang korek api atau selembar kertas yang
terbakar mengenai roknya. Sesaat kemudian, tubuhnya berselimut api,"
demikian dikabarkan Boston Daily Advertiser.
Sehari kemudian, korban meninggal dunia.
Tak
hanya itu, 2 saudari penulis dan penyair Oscar Wilde juga tewas
terbakar saat mereka tak sadar berada terlalu dekat dengan api unggun
dalam sebuah pesta.
Pada 1858, New York Times dalam artikelnya menyatakan bahwa
rata-rata ada 3 kematian per minggu akibat crinoline yang terbakar. Para
perempuan yang ingin terlihat anggun harus ekstra berhati-hati, saat
bergerak juga dalam perilakunya. Jika gagal, nyawa bisa jadi taruhannya.
Musibah juga terjadi pada 1863 di Santiago, Chile. Antara 2.000-3.000 orang tewas dalam insiden kebakaran di sebuah gereja.
Awalnya
lampu gas membakar gorden yang ada di dinding. Kebakaran tak
terhindarkan. Namun, rok para perempuan memblokir jalan keluar, dalam
kondisi yang serba panik, membuat orang-orang tak bisa melarikan diri.
2. Kerah tegak dan kaku (stiff collars)
Diciptakan
pada Abad ke-19, stiff collars atau kerah tambahan yang tegak dan kaku
yang populer di kalangan pria. Membuat leher terkesan lebih panjang dan
tegak.
Saking kakunya, kerah itu terbukti bisa mematikan. "Kerah itu mendapat julukan 'father killer' -- pembunuh para ayah, atau 'Vatermorder' dalam Bahasa Jerman," kata Streves.
"Benda
itu bisa memotong suplai darah ke arteri karotis (pembuluh darah yang
menyuplai darah ke area leher dan kepala)," tambah dia.
Stiff collars, kerah kaku dan tegak
Para pria pada Zaman Edwardian memakainya sebagai aksesoris, untuk pergi ke klub para gentleman,
menenggak beberapa gelas minuman keras sampai teler, dan tertidur di
kursi berlengan, dengan kepala miring ke depan. Posisi yang membuat
leher mereka otomatis tercekik.
Salah satu obituari yang ditulis pada 1888 di New York Times berjudul 'Choked by his collar' -- tercekik kerah sendiri.
Begini
isi berita duka itu: seorang pria bernama John Cruetzi ditemukan dalam
kondisi tak bernyawa di taman. "Petugas koroner berpendapat, korban
dalam kondisi mabuk, duduk di bangku, lalu tertidur. Kepalanya miring,
di dekat dada, dan kerah kakunya mencekik tenggorokan, memotong aliran
darah, membawanya menuju kematian.
3. Korset
Para perempuan di era Victorian
mendambakan tubuh mereka bak jam pasir, pinggang kecil dan payudara yang
terangkat. Untuk mewujudkannya meraka menggunakan korset superketat
dengan tali pengikat di belakangnya.
Meski membuat pemakainya tampak indah, korset mengandung bahaya bagi kesehatan.
"Korset
menyebabkan gangguan pencernaan, sembelit, pemakainya sering pingsan
karena kesulitan bernafas, dan bahkan pendarahan," kata Streves.
Korset ketat Korset juga menghambat pernafasan sehingga menimbulkan kondisi yang dikenal sebagai 'heaving bosom' pada era Victorian -- yang merupakan indikasi adanya tekanan pada paru-paru.
Sementara, organ internal lain terpaksa bergeser dari posisi alami mereka untuk mengakomodasi bentuk dan tekanan korset.
"Pada
1874, sebuah daftar memuat 97 penyakit akibat pemakaian korset termasuk
memicu potensi tinggi histeria dan melankolis," kata Streves.
Ia
menambahkan, pada 1860-an dan awal 1890-an, jurnal kedokteran The
Lancet menerbitkan setidaknya 1 artikel setiap tahun tentang bahaya
korset pada kesehatan. Tak hanya berupa kesulitan bernafas dan kerusakan
organ.
"Pada 1903, seorang ibu 6 anak berusia 42 tahun, Mary Halliday tewas setelah mengalami kejang," urai Streves.
New
York Times melaporkan, selama otopsi diketahui 2 lembar baja korset
ditemukan menyembul keluar dan menusuk bagian jantungnya. Panjangnya
mencapai 8, 75 inchi atau 22 cm. Saat ujung-ujungnya saling bergesekan
mengikuti gerakan tubuh, efeknya mirip dengan pisau cukur. 4. Mad Hatter
Ungkapan 'mad as a hatter' telah digunakan 30 tahun sebelum Lewis Carroll mempopulerkannya dalam Alice’s Adventures in Wonderland.
Mad Hatter dalam Alice in Wonderland Keracunan merkuri adalah risiko kerja bagi para pembuat topi pada
Abad ke-18 dan ke-19. Bahan kimia tersebut digunakan dalam produksi
kulit. Paparan dalam jangka panjang bisa mengarah pada penyakit 'mad
hatter'.
Gejalanya termasuk gemetaran (tremor) dan rasa malu patologis, juga mudah tersinggung.
Mad hatter, keracunan merkuri yang dialami para pembuat topi (Wikipedia)
Ketika diserap tubuh, merkuri dapat ditemukan di darah, air seni, empedu, keringat, air liur, dan pada beberapa permukaan usus.
Merkuri hingga kini juga bisa ditemukan dalam sejumlah produk pemutih, yang menjanjikan kulit putih dalam waktu yang singkat.
5. Kaki Lotus
Konon, 'kaki lotus' terinspirasi penari istana pada Abad ke-10 yang membungkus kakinya dengan sutra, agar tampil indah di hadapan kaisar.
Setelah itu, kebiasaan membebat kaki (footbinding)
diberlakukan di China. Orangtua menggunakan kain panjang untuk membebat
kaki mungil putri kecilnya-- sejak usia 2 tahun -- kecuali jempol,
sehingga telapak kakinya menekuk dan menempel dengan telapak kaki.
Jutaan
perempuan China diikat kakinya sehingga menjadi "bunga teratai emas 3
inci" atau 'San Cun Jin Lian'. Memiliki kaki yang kecil dianggap simbol
kecantikan, juga status. Kadang itu jadi satu-satunya modal bagi seorang
perempuan untuk menikah dengan pria kaya.
Pembebatan kaki (footbinding) Footbinding bertujuan untuk menghentikan pertumbuhan kaki sehingga tidak akan tumbuh lebih dari 3-4 inci.
Sebuah
kaki dengan ukuran sempurna tiga inci disebut 'lotus emas' sementara
empat inci dianggap perak. Makin kecil kaki, makin dianggap cantik, dan
jadi simbol kebanggaan suami dan keluarga.
Praktik menyiksa ini kali pertama dilarang pada 1912, namun sejumlah keluarga mengikat kaki anak-anaknya secara rahasia.
Pembebatan kaki (footbinding) Menurut Streves, praktik membentuk kaki tak hanya dilakukan di
China. Beberapa abad lalu, sejumlah perempuan mengamputasi jari kakinya,
agar pas di sepatu yang dianggap modis.
Ia menambahkan, praktik
di masa lalu memang terdengar barbar, namun faktanya para kaum hawa
saat ini mati-matian menahan sakit demi tampil 'indah'.
Bahkan ada yang sampai melakukan bedah untuk memperpendek jari kaki,
bahkan amputasi deriji kaki yang sehat, agar pas masuk ke stiletto.
"Masih banyak korban fashion di abad ke-21. Meskipun korset
superketat atau crinoline tak ada lagi, saat ini ada orang yang membuang
tulang rusuk agar memiliki pinggang yang lebih kecil."
Terimakasih atas kunjungan Kamu Karena telah Mau membaca artikel 5 Tren Fashion yang Bisa Membunuh Manusia. Tapi Kurang Lengkap Rasanya Jika Kunjunganmu di Blog ini Tanpa Meninggalkan Komentar, untuk Itu Silahkan Berikan Kritik dan saran Pada Kotak Komentar di bawah. Kamu boleh menyebarluaskan atau mengcopy artikel 5 Tren Fashion yang Bisa Membunuh Manusia ini jika memang bermanfaat bagi kamu, tapi jangan lupa untuk mencantumkan link sumbernya. Pengunjung yang baik akan memberikan komentarnya di sini :p. Terima Kasih :)